Berita Terbaru Defisit apbn

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sepanjang 2023 defisit sebesar Rp 347,6 triliun.

Utang baru tersebut untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang ditargetkan naik menjadi sebesar 2,9 persen atau senilai Rp522,8 triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan, kinerja APBN hingga Oktober 2023. Pendapatan negara tercatat sebesar Rp 2.240,1 triliun dengan belanja negara Rp 2.240,8 triliun.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 akan ada di bawah 2,8 persen karena penerimaan lebih bagus.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, sepanjang 2022 Pemerintah telah melakukan pembiayaan utang hingga Rp 688,5 triliun.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi belanja negara pada 2022 mencapai Rp 3.090,8 triliun atau 99,5 dari target Perpres 98 tahun 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan APBN 2022 tercatat defisit Rp 464,3 triliun atau 2,38 persen PDB. Angka ini lebih rendah dari target yang ditetapkan.

Defisit APBN ini menjadi yang pertama kali pada 2022. Sebab mulai dari bulan Januari-September APBN mengalami surplus.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, utang RI pada 2022 akan ada dalam posisi yang aman.

Cara untuk menurunkan Defisit APBN adalah dengan melihat struktur perekonomian RI, dan struktur dari APBN yang berupa penerimaan maupun belanja negara secara keseluruhan.

Keputusan DPR bersama pemerintah untuk melakukan konsolidasi fiskal dan menetapkan defisit APBN pada tahun 2023 dinilai sangat antisipatif dan strategis.

Meski target Defisit APBN 2023 berubah tapi pemerintah tetap jaga defisit dalam nominal Rp 598 triliun.